Menteri Sandiaga Uno Rangkul Desa Wisata untuk Menerapkan Konsep Community Base Tourism
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi desa tersebut pada Rabu pagi (6/7) setelah lebih dulu mengunjungi Makam Tantejo Gurhang, arsitek rumah gadang Minangkabau. Rombongan disambut oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah. SP dan jajarannya.
Sandi mengatakan, pihaknya meminta agar jajaran Pemerintah Provinsi Sumbar bersama-sama pemerintah pusat untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah iven besar Visit Sumatera Barat 2023. ”Kita merangkaikan beberapa kegiatan kita di sini dalam rangka mendukung Visit Sumatera Barat 2023. Dan salah satu even besarnya adalah muktamar ulama sedunia dan juga World Islamic Economic Trade Forum 2023 dengan topik pariwisata halal. Nah, untuk kesiapan bagi even yang sangat besar kita harus siapkan juga destinasi-destinasi berkualitas dan berkelanjutan. Salah satunya bersama Astra kita ingin kembangkan nagari-nagari, desa-desa wisata di kabupaten/kota di Sumatera Barat. Ini disebut sebagai desa terindah di dunia karena dinobatkan sebagai salah satu desa terindah dalam artikel World Sixteen Most Futures Village, ” terang Sandi dalam sambutannya.
Pariangan merupakan satu dari 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia Bangkit program ADWI 2022. Desa tersebut akan diberikan pembinaan dan pengembangan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Astra melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) selama satu tahun. Destinasi wisata di Desa Wisata Pariangan telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Kepada awak media, Sandi menerangkan cara membumikan Nagari Tuo Pariangan adalah community base tourism atau pariwisata berbasis masyarakat. ”Masyarakatlah yang akan mengelola, masyarakatlah yang akan membina, masyarakatlah yang akan membimbing, masyarakat Nagari Tuo Pariangan lah yang akan membawa peluang ekonomi, sehingga terciptalah lapangan kerja. Kami di pemerintah, kabupaten, provinsi, dan pusat memfasilitasi. Dan dengan begitu sangat membumi, sangat mengakar. Karena siapa pelakunya. Pelakunya adalah masyarakat sendiri,” tegas Sandi.
Sementara itu, untuk menjaga keberlanjutan desa wisata, Kemenparekraf/Baparekraf dan dewan juri menguji pengelola desa wisata, salah satunya kelembagaan. ”Kedua adalah menggandeng Astra. Karena Astra ini enggak ikut siklus politik. Dia enggak ada Pilkada. Enggak ada reshuffle. Dia akan terus membina masyarakat karena kepentingannya adalah bagaimana ini menjadi Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra. Itu KPI -nya. Jadi kami merangkul mereka. Saya enggak ingin Desa Wisata Pariangan ini tidak berkelanjutan, tidak berkualitas," beber Sandi tegas.
Sandi ingin upaya ini juga bisa bermanfaat bagi masyarakat. Karena ujungnya itu adalah lapangan pekerjaan, peluang usaha, kesejahteraan masyarakat. Dan kita ingin mengukur pariwisata itu berdampak ekonomi masyarakat semakin meningkat.
Bicara soal potensi wisata, Desa Pariangan telah mendunia. Desa Nagari Pariangan terletak di Lereng Gunung Marapi, tepatnya di Kecamatan Pariangan. Lokasinya sekitar 95 kilometer dari utara Kota Padang, dan 35 kilometer dari Kota Bukittinggi. Nagari Pariangan juga berada di antara Kota Batusangkar dan Padang Panjang. Nagari Pariangan memiliki luas 17,97 kilometer persegi.
Tak hanya juara karena keindahannya, berada di ketinggian sekitar 500 – 700 meter di atas permukaan laut membuat udara di Nagari Pariangan begitu sejuk. Berada di wilayah pegunungan membuat panorama alam di Nagari Pariangan begitu luar biasa. Media pariwisata dari New York, Amerika, Travel Budget pada 2012 menjadikan Nagari Pariangan sebagai desa terindah di dunia bersama desa lainnya di dunia, salah satunya seperti Niagara on The Lake di Kanada.
Beberapa paket wisata alam dan buatan yang ditawarkan di Pariangan di antaranya; Rice Fields Walk, trekking air terjun, dan berkemah di Puncak Aro. Sedangkan seni dan budaya, Pariangan memiliki alat musik Talempong Pacik. Pacik dalam bahasa Indonesia berarti pegang. Jadi Talempong pacik adalah alat musik yang dibunyikan dengan cara dipegang dan dipukul. Talempong pacik dimainkan dengan cara dijinjing dengan tangan kiri dan dipukul dengan stik menggunakan tangan kanan.
Lalu ada Tari Piriang adalah tarian tradisional Minangkabau yang menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring terlepas dari tangan. Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau atau silek.
Sementara soal kuliner, wisatawan dapat mencicipi Dakak Dakak dan Kopi Kawa Daun. Sedangkan oleh-olehnya bisa membawa Batik Ampas Kopi, alat musik saluang dan bansi serta kerajinan rajutan. Soal penginapan, wisatwan dapat bermalam di homestay. Ada tujuh bangunan yang meliputi tiga bangunan berupa bangunan Rumah Gadang dan empat bangunan beton. Itu semua telah lengkap dengan fasilitas pendukung lainnya yang dibutuhkan wisatawan untuk bermalam.
ADWI sendiri telah memasuki tahun kedua. Itu merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakan oleh Kemenparekraf/Baparekraf. Tema tahun ini adalah Kebangkitan Ekonomi untuk Indonesia Bangkit. Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing Global, Berkelanjutan, dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...