HJK Sijunjung ke-71, Bupati Yuswir Arifin Launching NSP Mars Sijunjung dan Batik Ceta Bacorak serta Mewisuda 5.566 Tahfizd PAUD
SIJUNJUNG, (Sumbarkini.com) - Pada Kamis (13/2/2020) lapangan M Yamin Muaro Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, benar-benar menjadi lautan manusia. Ribuan masyarakat tumpah di pusat kabupten yang dipimpin Bupati Sijunjung, Drs Haji Yuswir Arifin Datuk Indo Marajo,MM itu.
Hiruk pikuk bersorak sorai hingga lantunan musik dan lapasan kalam illahi memecah suasana di lapangan hijau M Yamin itu. Ribuan warga datang dari seluruh jorong dan nagari di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Sijunjung.
Kemeriahan Hari Jadi Kabupaten (HJK) Sijunjung ke-71 itu benar-benar menyedot perhatian. Betapa tidak, mulai dari kegiatan pasar kuliner tersaji di arena lapangan M Yamin yang mensajikan berbagai khas kuliner dari delapan kecamatan.
Pada kegiatan kuliner ini diisi dengan lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal. Lomba olan-olin kreasi dan inovasi. Lomba kudapan berbahan baku ubi kayu serta lomba inovasi masakan berbahan baku ikan juga digelar dalam rangka HJK Sijunjung tahun 2020.
Peserta berbagai lomba itu adalah perwakilan dari 61 nagari, satu desa, delapan kecamatan serta perwakilan dari OPD dan organisasi wanita. Disamping itu ada juga pedagang kuliner. Untuk peserta yang terpilih sebagai terbaik I, II dan III, panitia pelaksana menyediakan piagam penghargan dan uang pembinaan.
Terlihat Bupati Sijunjung Yuswir Arifin beserta Wabup Arrival Boy dan Ketua DPRD Sijunjung Bambang Surya Irwan serta unsur Forkopimda dan Bunda PAUD Ny En Yuswir dan Ny Arrival Boy, Staf Ahli, Asisten, Kepala OPD dan anggota TP PKK Kabupaten Sijunjung itupun menyaksikan berbagai kegiatan pada rangkaian kegiatan HJK yang dikemas panitia pelaksana itu.
Di acara yang menyedot perhatian publik itu, Bupati Sijunjung Yuswir Arifin melaunching NSP Mars Sijunjung dan Launching Batik Ceta Bacorak yang merupakan ciri khas kerajinan tangan-tangan terampil di Ranah Lansek Manih.
Ternyata motif ceta bacorak yang diperagakan para model Lansek Manih tersebut merupakan ikon Kabupaten Sijunjung dan mempunyai kearifan lokal serta nilai historis yang luar biasa penuh makna.
Sebanyak 71 para model pun berlenggak-lenggok sambil mengenakan batik ceta bacorak dengan berbagai motif. Tak heran, batik ceta bacorak itu pun menyedot perhatian masyarakat yang membaur di lapangan M Yamin Muaro Sijunjung itu.
Menurut Bupati Yuswir Arifin, selain memiliki kampung adat yang menggambarkan sistem matrilineal, Sijunjung juga memiliki sejarah warisan kain ceta yang sudah berkembang sejak abad ke-13.
“Terurai dalam kalimat, terangkai dalam peradaban budaya yang penuh makna, motif ceta bacorak ini menceritakan tentang proses lahirnya nama Sijunjung,” kata bupati Yuswir Arifin dihadapan ribuan pengunjung yang memadati lapangan M Yamin itu.
Lebih jelas Yuswir Arifin berkisah tentang nama Sijunjung dihadapan para tamu Indo Jalito dan undangan yang hadir diacara tersebut. Nama Sijunjung hadir terkait kepada nama Syekh Abdul Muchsin yang punya andil dalam menyelamatkan anak gadis mereka disungai ketika masyarakat sedang rapat membentuk nagari.
“Anak gadis itu konon berasal dari keturunan bangsawan yang bergelar puti, sehingga masyarakat menghormatinya, peristiwa itu disepakati menjadi nama nagari Si Puti Junjuang dan lama kelamaan popular dengan nama Sijunjung,” ucap Yuswir Arifin berkisah.
Lebih lanjut dikatakan Yuswir Arifin, dalam proses produksi ceta bacorak batik Lansek Manih tersebut dilakukan dengan tiga cara pembuatan, pertama dengan ceta tulis. Ceta tulis ini adalah cara pembuatan kain itu menggunakan tangan dan alat bantu canting dalam membentuk motif atau corak.
Cara kedua dengan ceta cap, ceta cap adalah pembuatan corak dan motif dengan menggunakan cap atau stempel yang terbuat dari tembaga. Sedangkan cara ketiga dengan menggunakan ceta lukis. Ceta lukis adalah cara melukis pada kain putih dengan menggunakan bahan kemudian diberikan warna sesuai kehendak.
Seperti disebutkan Kepala Dinas Dagperinkop Sijunjung, Ir Yulizar, bahwa pengerajin baju ceta bacorak, adalah 70 masyarakat Kecamatan Kamang Baru dan 70 masyarakat Kecamatan Sumpur Kudus yang sudah dilatih oleh aparatur Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sijunjung bersama Balai Diklat Industri Padang.
Untuk diketahui launching ceta bacorak, ditandai dengan pelepasa balon ku udara yang dilakukan bupati dan parade baju ceta bacorak oleh ketua Dharmawanita Gabungan, Ny. Zefnihan besama sejumlah anggotanya.
Di lapangan M Yamin itu juga dilaksanakan kegiatan wisuda tahfizd (hafal) Al-Quran sebanyak 5.566 santri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Wisuda tahfizd Al Quran 5.566 santri PAUD tersebut ditandai dengan pemindahan jambul dan penyerahan sertifikat oleh Bupati Sijunjung H. Yuswir Arifin Datuak Indo Marajo kepada perwakilan. Sebelum wisudah, sebanyak 8 santri PAUD dari 8 kecamatan membacakan kalam illahi sebagai bentuk test terhadap santri PAUD yang langsung diuji Bupati Yuswir Arifin dan Wabup Arrival Boy, Ketua DPRD Bambang Surya Irwan dan unsur Forkopimda lainnya.
Ternyata, 5.566 santri PAUD yang diwisuda itu berasal dari 352 lembaga PAUD yang ada di Kabupaten Sijunjung. Dari 5.566 santri yang diwisuda itu, ada yang hafal Al Quran 5 sampai 10 surat dan 10 sampai 15 surat. Bahkan ada yang sudah hafal satu juz Al Quran.
Selain bupati, wakil bupati, ketua DPRD dan Forkopimda, pelaksanaan kegiatan juga dihadiri Sekdakab Zefnihan, pejabat teras Pemkab, kepala OPD, ketua dan wakil ketua TP PKK Ny. Hj. En Yuswir Arifin dan Ny. Hj. Ria Arrival Boy, ketua Ikatan Keluarga Dewan (IKD); Ny. Hj. Bambang Surya Irwan, Ketua Darmawanita, Ny.Wit Zefnihan, Kabag, Camat, para ASN dan ribuan masyarakat dari berbagai nagari tumpah dilapangan M Yamin itu.
Tak hanya itu, pengurus organisasi sosial, seni, budaya dan pendidikan Indojalito Peduli dari Jakarta juga hadir di acara tersebut. (Sapta/Andri)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...