Jadikan MTQ ke-47, Momentum Kukuhkan Padang Pariaman Kabupaten Santri
Kayu Tanam (sumbarkini.com) - MTQ Nasional ke-47 Tingkat Kabupaten Padang Pariaman telah dibuka oleh Bupati Drs. Ali Mukhni, Jumat 30 Agustus 2019. Lapangan depan Kantor Camat 2x11 Kayu Tanam jadi saksi betapa berbagai pihak menyuarakan agar ajang lomba bidang keagamaan yang mempertandingkan 11 cabang itu selain syiar agama juga dapat mempercepat pembangunan di daerah itu dalam segala bidang.
Oleh Anggota DPD RI H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, S.IP., MH, keinginan itu dijadikan satu dengan menjadikan Padang Pariaman sebagai kabupaten santri. "Di Padang Pariaman banyak pondok pesantren. Dari pondok-pondok itulah umumnya peserta berbagai cabang lomba di MTQ. Perkuat saja pesantrennya, hargai ulama pimpinan pondok dan santrinya," ujar Leonardy.
Memperkuat pesantren berarti menambah kuat semangat santri untuk belajar Alquran, membacanya dengan Tartil atau tilawah, mensyarahnya hingga menghafal Qur'an. Begitu juga dengan keterampilan kaligrafi, berpidato, berkhutbah dan lainnya yang tak lain cabang lomba di MTQ. Memperkuat pondok sekaligus menbah minat generasi muda yang dikenal dengan generasi milenial untuk memilih pondok untuk kelanjutan pendidikan mereka.
Hal ini perlu jadi perhatian bersama karena pada tahun 2020 nanti di MTQ Nasional ke-28, Sumbar jadi tuan rumah dan pembukaannya direncanakan di Main Stadion Padang Pariaman. "Untuk itu, momen MTQ di Kayu Tanam ini sangat bagus untuk mencari bibit-bibit yang akan membawa daerah ini juara di Tingkat Sumbar. Bahkan besar kemungkinan mewakili Sumbar pada 2020 nanti," tegasnya.
Leonardy juga berharap banyak pada dewan hakim dan panitera agar mampu mendedikasikan dirinya dalam memutuskan peserta yang benar-benar berhak jadi juara, benar-benar berhak mendapat pelatihan atau pengembangan kemampuan dirinya selanjutnya. Dengan cara ini, Sumbar dengan kepala tegak nantinya saat jadi tuan rumah MTQ Nasional ke-28 itu.
Terkait penghargaan terhadap ulama di ajang MTQ, Leonardy melihat buktinya di pembukaan tersebut. Dia mendorong agar hal ini dibiasakan dalam kegiatan resmi keagamaan di Padang Pariaman.
"Baru di Kayu Tanam, umara dan ulama bergandengan tangan dengan harmonis. Ulamanya pun tampil dengan sorbannya dan ditempatkan dengan baik di acara resmi," ungkap Leonardy usai pembukaan MTQ Nasional ke-47 Tingkat Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Leonardy, pemandangan seperti ini hendaklah lebih sering dilihat oleh masyarakat. Lebih sering tampil di kegiatan resmi pemerintah. Ini wujud memuliakan ulama. Pesan umara akan lebih cepat sampai jika ulama menggunakan mimbar mereka untuk menyuarakan hal-hal positif dalam pembangunan yang dilakukan.
Leonardy pun mendukung tekad Bupati Padang Pariaman Drs. Ali Mukhni yang ingin agar Padang Pariaman bisa juara tiga lagi di MTQ Nasional tingkat Sumbar. Bahkan kalau bisa tembus dua besar.
Menurut Leonardy, impian Bupati menjadikan l-Qur'an jadi bacaan wajib bahkan kebutuhan bagi warga Piaman hendaknya didukung pula. Juga harapannya agar MTQ 2020 nanti dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan Padang Pariaman. Tentu dengan menjalankan arahan gubernur pada sambutannya yang dibacakan Kabiro Bintal Pemprov Sumbar, Jumadi.
"Telah 60 tahun umur saya, pembukaan MTQ selain di ibukota provinsi baru kali ini. Padang Pariaman dipilih untuk pembukaan saat Sumbar sebagi tuan rumah," ujarnya.
MTQ Nasional ke-28 ini pasti membawa berkah. Main stadion yang digadang-gadang sebagai yang termegah di Asia Tenggara cepat selesai. Sarana dan prasarana pendukung tentu harus disiapkan pula.
Sebagaimana informasi dari Kepala Kemenag Sumbar yang diwakil Drs. Maswar M.Ag, tentu MTQ tingkat kabupaten nasional harus menegaskan penggunaan data yang valid bagi tiap peserta. Sistem e-mtq yang dilaksanakan sejak MTQ di Mataram Nusa Tenggara Barat, tentu menutup kemungkinan memainkan data peserta karena tervalidasi dengan data kependudukan dan catatan sipil.
Camat 2x11 Kayu Tanam, Syamsunar Dt. Majo, BA menginformasikan, MTQ ke-47 itu diikuti 17 Kecamatan. Peserta berjumlah 771 orang dengan jumlah official sebanyak 159 orang. Tim pengadil (dewan hakim) dan panitera 77 orang dan panitia 200 orang. (*)
Oleh Anggota DPD RI H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, S.IP., MH, keinginan itu dijadikan satu dengan menjadikan Padang Pariaman sebagai kabupaten santri. "Di Padang Pariaman banyak pondok pesantren. Dari pondok-pondok itulah umumnya peserta berbagai cabang lomba di MTQ. Perkuat saja pesantrennya, hargai ulama pimpinan pondok dan santrinya," ujar Leonardy.
Memperkuat pesantren berarti menambah kuat semangat santri untuk belajar Alquran, membacanya dengan Tartil atau tilawah, mensyarahnya hingga menghafal Qur'an. Begitu juga dengan keterampilan kaligrafi, berpidato, berkhutbah dan lainnya yang tak lain cabang lomba di MTQ. Memperkuat pondok sekaligus menbah minat generasi muda yang dikenal dengan generasi milenial untuk memilih pondok untuk kelanjutan pendidikan mereka.
Foto bersama usai pembukaan. |
Hal ini perlu jadi perhatian bersama karena pada tahun 2020 nanti di MTQ Nasional ke-28, Sumbar jadi tuan rumah dan pembukaannya direncanakan di Main Stadion Padang Pariaman. "Untuk itu, momen MTQ di Kayu Tanam ini sangat bagus untuk mencari bibit-bibit yang akan membawa daerah ini juara di Tingkat Sumbar. Bahkan besar kemungkinan mewakili Sumbar pada 2020 nanti," tegasnya.
Leonardy juga berharap banyak pada dewan hakim dan panitera agar mampu mendedikasikan dirinya dalam memutuskan peserta yang benar-benar berhak jadi juara, benar-benar berhak mendapat pelatihan atau pengembangan kemampuan dirinya selanjutnya. Dengan cara ini, Sumbar dengan kepala tegak nantinya saat jadi tuan rumah MTQ Nasional ke-28 itu.
Terkait penghargaan terhadap ulama di ajang MTQ, Leonardy melihat buktinya di pembukaan tersebut. Dia mendorong agar hal ini dibiasakan dalam kegiatan resmi keagamaan di Padang Pariaman.
"Baru di Kayu Tanam, umara dan ulama bergandengan tangan dengan harmonis. Ulamanya pun tampil dengan sorbannya dan ditempatkan dengan baik di acara resmi," ungkap Leonardy usai pembukaan MTQ Nasional ke-47 Tingkat Kabupaten Padang Pariaman.
Menurut Leonardy, pemandangan seperti ini hendaklah lebih sering dilihat oleh masyarakat. Lebih sering tampil di kegiatan resmi pemerintah. Ini wujud memuliakan ulama. Pesan umara akan lebih cepat sampai jika ulama menggunakan mimbar mereka untuk menyuarakan hal-hal positif dalam pembangunan yang dilakukan.
Leonardy pun mendukung tekad Bupati Padang Pariaman Drs. Ali Mukhni yang ingin agar Padang Pariaman bisa juara tiga lagi di MTQ Nasional tingkat Sumbar. Bahkan kalau bisa tembus dua besar.
Menurut Leonardy, impian Bupati menjadikan l-Qur'an jadi bacaan wajib bahkan kebutuhan bagi warga Piaman hendaknya didukung pula. Juga harapannya agar MTQ 2020 nanti dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan Padang Pariaman. Tentu dengan menjalankan arahan gubernur pada sambutannya yang dibacakan Kabiro Bintal Pemprov Sumbar, Jumadi.
"Telah 60 tahun umur saya, pembukaan MTQ selain di ibukota provinsi baru kali ini. Padang Pariaman dipilih untuk pembukaan saat Sumbar sebagi tuan rumah," ujarnya.
Semangat menyukseskan MTQ ke-47. |
MTQ Nasional ke-28 ini pasti membawa berkah. Main stadion yang digadang-gadang sebagai yang termegah di Asia Tenggara cepat selesai. Sarana dan prasarana pendukung tentu harus disiapkan pula.
Sebagaimana informasi dari Kepala Kemenag Sumbar yang diwakil Drs. Maswar M.Ag, tentu MTQ tingkat kabupaten nasional harus menegaskan penggunaan data yang valid bagi tiap peserta. Sistem e-mtq yang dilaksanakan sejak MTQ di Mataram Nusa Tenggara Barat, tentu menutup kemungkinan memainkan data peserta karena tervalidasi dengan data kependudukan dan catatan sipil.
Camat 2x11 Kayu Tanam, Syamsunar Dt. Majo, BA menginformasikan, MTQ ke-47 itu diikuti 17 Kecamatan. Peserta berjumlah 771 orang dengan jumlah official sebanyak 159 orang. Tim pengadil (dewan hakim) dan panitera 77 orang dan panitia 200 orang. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...