Solsel Berpeluang Jadi Sentra Bawang Putih Nasional.
Padang
Aro (Sumbarkini.com) - Daerah Solok Selatan (Solsel) masuk
jadi salah satu bagian lokasi potensial dan prospektif untuk dikembangkan
menjadi sentra bawang putih nasional. Pasalnya pada tahun 2019 ini, Kementerian
Pertanian (Kementan) kembali memproyeksikan 40 hektare luasan tanam di Solsel
setelah target 20 hektare tahun 2018 lalu telah terealisasi.
"Berdasarkan
pemetaan wilayah, ada sekitar 500 hektare lahan di Solsel yang bisa dipakai
untuk titik penanaman bawang putih. Tahun 2018, kita sudah tanam 20 hektare dan
hasilnya akan diproses untuk dijadikan benih pada musim tanam 2019 yang seluas
40 ha," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Solsel, Risa
Herfina.
Menurut Risa, bawang
putih sudah jadi salah satu komoditas strategis nasional. Produksinya terus
digenjot pemerintah untuk mencapai target swasembada pada 2021. Tujuannya untuk
menekan dan mengurangi impor tanaman holtikultura jenis allium sativum itu.
Di Solsel, bawang putih
ini bakal dikembangkan di dua kecamatan, yakni Pauh Duo dan Sangir. Menurutnya,
kedua kecamatan itu dinilai cocok karena memiliki ketinggian di atas 700 meter
mdpl. Bawang putih ini memang dianjurkan dan bagus ditanam di tanah yang sejuk.
Munculnya sentra bawang
putih ini merupakan upaya Kementan dalam mengejar target swasembada bawang
putih melalui Permentan No. 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk
Hortikultura (RIPH). Permentan ini memuat klausul importir bawang putih wajib
melakukan tanam di dalam negeri paling sedikit 5 persen dari total impor yang
diajukan.
"Lokasi tanam
diutamakan di wilayah baru, salah satunya tersebar di Solsel. Hal ini dilakukan
agar produksi dalam negeri terus meningkat. Kementan pun telah menyediakan
anggaran besar untuk upaya ini. Tahun ini Solsel mendapat sebesar Rp 1,6 miliar
dan akan disalurkan kepada petani berupa bantuan bibit, mulsa dan pupuk,"
ujarnya.
Ditambahkan Risa, dengan
proyeksi 40 hektare luasan tanam tahun ini, pihaknya bakal menyediakan 18 ton benih
bantuan. Kalkulasinya, perhektar lahan akan dibantu 450 kilogram bibit dengan
konversi bantuan Rp 34 juta berupa bibit, mulsa dan pupuk.
Sesuai arahan Kementan
katanya, pengembangan bawang itu mesti dilakukan secara masif dengan
menggerakkan petani untuk menanam. Seluruh yang ditanam itu hasil panennya
nanti diproses untuk dijadikan benih lalu ditanam lagi dengan harapan panen
berikutnya dapat meningkat tiga sampai empat kali lipat.
Pemerintah jelasnya,
juga telah mengantisipasi dampak program swasembada terhadap harga jual.
Pihaknya telah menjalin kerjasama dengan PT Petani di Kota Padang, untuk
membeli hasil panen bawang petani di Solsel. Direncanakan bawang dibeli dalam
bentuk basah seharga Rp 13 ribu perkilo.
"Artinya, jika
panen petani sedikitnya 4 kali lipat dari jumlah bibit bantuan yang disalurkan,
maka petani sudah berhasil meraup hasil Rp 23 juta per satu kali musim panen
untuk tiap satu hektare lahan. Sangat menguntungkan tentunya," jelas Risa.
Sementara, Kepala Dinas
Pertanian Solsel Tri Handoyo Gunardi menambahkan, selain bawang putih Solsel
juga mendapat bantuan pengembangan bawang merah sebesar Rp 380 juta tahun ini.
Luasan tanamnya ditarget 20 hektare dengan jumlah Rp 18 juta per hektare yang
akan disalurkan berupa bibit kepada petani. Afriyoriza
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...