Pasca Gempa Bumi Solsel Masyarakat Takut Beraktifitas Dalam Rumah
Padang Aro
(Sumbarkini.com) - Di hari kedua pascagempa di Solsel,
masyarakat masih takut beraktifitas di dalam rumah. Selain karena trauma akan
gempa susulan, mayoritas rumah warga banyak tak layak huni, akibat gempa Kamis
(28/2) lalu.
Hingga saat ini, masyarakat banyak yang bertahan di tenda
pengungsian, meski kondisi hujan juga melanda daerah tersebut. Maka saat ini masyarakat masih sangat
membutuhkan tenda, karena satu tenda ada yang diisi sebanyak 15 Kepala Keluarga
(KK). Kebutuhan lain yang tidak kala penting adalah untuk perlengkapan bayi
(terutama popok bayi-red), serta kebutuhan untuk makan, minum dan air bersih.
“ kami bertahan di tenda, karena masih adanya gempa susulan
yang sesekali dating. Sehingga istri berserta anak-anak kami tempatkan ditenda,
sedangkan yang laki-laki bias istirahat di mobil atau ditempat bagian rumah
yang masih dianggap aman”, ungkap Endra salah seorang korban bencana gempa di
Jorong Koto Nagari Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo.
Maka tidak heran di hari kedua pasca gempa, Sabtu (2/3) saat
hujan mendera negeri itu, sebagian pengungsi ada yang kebasahan. Bahkan ada
anak-anak yang demam.
"Kebutuhan yang utama saat ini adalah tenda ini. Agar
tidak berdesak-desakan dalam satu tenda. Di sisi lain, kami juga butuh tenda
untuk menampung barang-barang. Sebab, barang banyak tertumpuk di dalam rumah
dan saat ini kondisi rumah sudah rusak. Gempa masih terjadi, takutnya rumah itu
roboh dan semua barang itu tentu ikut rusak," katanya.
Di sisi lain, untuk memulihkan korban yang sampai saat ini
masih trauma, Dinas Kesehatan telah memberikan terapi healing untuk
menghilangkan trauma serta mengembalikan kepercayaan diri mereka. Saat ini
korban gempa masih ketakutan dan cepat panik bila terjadi gempa susulan, ungkap
Kadis Kesehatan H. Novirman.
Kepala Dinas Kesehatan Solsel, Novirman mengatakan, tiap
harinya akan ada dua orang dokter yaitu spesialis bedah dan spesialis anak yang
memberikan trauma healing. Dikatakannya, ada empat spesialis yang dipersiapkan
membantu korban gempa dan bekerja secara bergantian. Untuk korban gempa yang luka, tercatat jumlahnya sebanyak 61
orang. Seluruh korban telah mendapat perawatan Tim medis di empat Puskesmas dan
RSUD Muaralabuh.
Rinciannya, 43 dirawat di Puskesmas Mercu, 11 orang di
Puskesmas Abai, 5 orang di Puskesmas Talunan, dua orang di Puskesmas Bidar Alam
dan satu orang di RSUD. Pihaknya juga bersyukur, dalam penanganan korban gempa
turut dibantu oleh dokter spesialis dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Total angka kejadian kesakitan dampak gempa Solsel hingga Minggu (3/3) tercatat sebanyak 247 orang, terang Novirman.
Bantuan terus Mengalir
Gempabumi yang melanda tiga kecamatan di Solsel turut
memantik simpatik berbagai pihak. Sejak hari pertama bencana itu hingga hari
kedua pascagempa, bantuan terus mengalir. Baik dari pemerintah pusat dan
provinsi, dari wakil rakyat, pihak swasta termasuk dari organisasi kemanusiaan,
serta dari Ikatan Mahasiswa Solok Selatan (IMASOLSELl) Padang.
Dari Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan senilai Rp.355
juta untuk mendukung pemenuhan logistik korban. Selain itu, terbaru datang lagi
bantuan Kemensos lewat Dinas Sosial Provinsi berupa beras sebanyak 1,2 ton.
Lalu, bantuan logistik senilai Rp 222.796.608 yang terdiri dari Verlbed, mie
instan, paket lauk pauk, makanan siap saji paket A, B, C dan D, selimut, paket
sandang, tenda dan family kids.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh anggota DPR RI
komisi VIII, Asli Chaidir didampingi Kabid perlindungan jaminan sosial
(Linjamsos) Dinas sosial Sumbar, Irwan Basir. Asli Chaidir mengatakan, ia turut
berduka dan prihatin atas bencana gempa yang menimpa kabupaten Solsel itu.
Selain itu, juga ada bantuan dari PT. (Pesero) PLN melalui
program PLN Peduli Bencana Wilayah Sumbar, berupa, beras, minyak makan, rendang,
peralatan listrik, air mineral, lampu emergency, makanan ringan, dan kasur,
dengan total bantuan sebesar Rp. 40 jura rupiah. Tercatat juga ada bantuan dari
PT. Semen Padang.
Sedangkan bantuan dari Imasolsel Padang yang diantar lansung Majelis
Pertimbangan Organisasi (MPO) IMASOLSEL
Pusat , Sauri Aulia, Koordinator Pengabdian Kepala Masyarakat (PKM) IMASOLSEL
Pusat, Yogi Pratama, bersama-sama dengan Komisariat selingkup Kota Padang dan
para mahasiswa yang di Solok Selatan.
“ meski bantuan yang kami berikan
tidak seberapa, akan tetapi musibah yang terjadi dikampung halaman, mendorong
kami untuk bergerak sekuat tenaga untuk mengumpulkan bantuan untuk masyarakat
di kampong yang terkena musibah, ungkap Sari Aulia usai menyerahkan bantuan
yang diterima Sekretaris Dinas Sosial Solsel, di Posko Bencana di Kantor Camat
SBJ, Minggu (3/3),
Sementara itu, Wakil Bupati Solsel, Abdul Rahman yang juga
selaku Ketua Tanggap Darurat Bencana Gempa Solsel, menambahkan, perbaikan rumah
warga yang rusak akibat gempa akan menjadi prioritas setelah masa tanggap
darurat bencana selesai.
Saat ini berbagai pihak, diantaranya TNI, Polri, Ormas, pihak
perusahaan di lokasi ini telah mulai memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak
ringan secara gotong royong.
"Kami sekarang fokus memperbaiki rumah warga yang rusak
ringan hingga sedang dengan gotong royong supaya secepatnya bisa dihuni. Rumah
warga yang konstruksinya belum rusak secapatnya akan diperbaiki karena bisa
dilakukan secara swadaya," katanya.
Dari data terakhir, BPBD setempat mencatat sebanyak 479 rumah
mengalami kerusakan. Rinciannya, sebanyak 211 rumah kategori rusak berat, 152
rusak sedang dan 116 rusak ringan serta 15 fasilitaa umum. Secara estimasi
kasar perhitungan data sementara berdasarkan kajian kebutuhan pascabencana dan
kebutuhan rehabilitasi dan rekontruksi, kerugian dan kerusakan akibat gempa
tersebut mencapai Rp 25,6 miliar. Afriyoriza
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...