Tiba di Sulawesi Tengah, AHY Langsung Tinjau Pengungsi di Sigi
Sigi, Palu - Setelah menempuh perjalanan udara selama lebih kurang 3.5 jam dari Jakarta via Makassar, Agus Harimurti Yudhoyono tiba di Palu, Sulawesi Tengah. Dari bandara, AHY dan tim AHY Foundation langsung menuju hunian sementara (Huntara) gabungan Desa Jono Oge dan Desa Lolu, Kabupaten Sigi, Palu, Senin (7/1) sore.
AHY sangat terharu sekaligus takjub melihat kebersamaan serta ketegaran para pengungsi korban bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa beberapa wilayah di Sulawesi Tengah bulan September 2018 lalu. Ia merasakan kedahsyatan bencana itu ketika melihatnya melalui televisi.
“Tentu kami seketika itu juga langsung mendoakan semoga Bapak Ibu sekalian diberikan kekuatan, keselamatan, dan yang menjadi korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar AHY.
“Saya hormat dan salut kepada Bapak Ibu sekalian yang justru terus mencari kekuatan di tengah-tengah keterbatasan yang ada di huntara ini. Itulah yang seharusnya kita yakini sebagai jalan untuk menuju sesuatu yang lebih baik di masa depan,” tuturnya kepada ratusan pengungsi di lokasi tersebut.
Kepada AHY, warga yang mengungsi juga turut menceritakan musibah mengerikan yang menyebabkan desa mereka hampir sebagian besar hilang tertelan bumi. Likuifaksi yang terjadi beberapa titik di Sulawesi Tengah ini merupakan peristiwa likuifaksi terbesar yang pernah terjadi di dunia.
Bambang (47 th), warga Desa Jono Oge, menceritakan bagaimana likuifaksi yang
melenyapkan hampir satu desa Jono Oge, namun ia berhasil selamat dari musibah tersebut. Dengan suara bergetar, Bambang juga menceritakan bagaimana ia kehilangan anaknya di depan mata akibat fenomena alam tersebut.
Setelah menyapa para warga di pengungsian, AHY kemudian memberikan bantuan secara simbolis dari AHY Foundation kepada Kepala Desa Lolu, Tarmin dilanjutkan dengan meninjauan proses pengerjaan sumur bor yang merupakan bagian sumbangan dari AHY Foundation.
“Melalui AHY Foundation, tadi kami membawa bantuan. Ada bahan pokok, kompor, dan yang tidak kalah penting juga sumur, yang sedang dikerjakan karena membutuhkan waktu tiga hari. Yang paling mendasar dan dibutuhkan di lokasi ini adalah air bersih. Oleh karena itu saya berharap dengan tambahan satu sumur lagi bisa mengurangi beban warga kita yang memang berebut air bersih di sini,” kata AHY.
Selain Kabupaten Sigi, selama kunjungannya di Sulawesi Tengah ini, tim AHY Foundation juga direncanakan mengunjungi daerah lainnya yang terkena dampak bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi, antara lain Kabupaten Donggala, dan Balaroa, Palu. (bcr/csa)
AHY sangat terharu sekaligus takjub melihat kebersamaan serta ketegaran para pengungsi korban bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa beberapa wilayah di Sulawesi Tengah bulan September 2018 lalu. Ia merasakan kedahsyatan bencana itu ketika melihatnya melalui televisi.
“Tentu kami seketika itu juga langsung mendoakan semoga Bapak Ibu sekalian diberikan kekuatan, keselamatan, dan yang menjadi korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar AHY.
“Saya hormat dan salut kepada Bapak Ibu sekalian yang justru terus mencari kekuatan di tengah-tengah keterbatasan yang ada di huntara ini. Itulah yang seharusnya kita yakini sebagai jalan untuk menuju sesuatu yang lebih baik di masa depan,” tuturnya kepada ratusan pengungsi di lokasi tersebut.
Kepada AHY, warga yang mengungsi juga turut menceritakan musibah mengerikan yang menyebabkan desa mereka hampir sebagian besar hilang tertelan bumi. Likuifaksi yang terjadi beberapa titik di Sulawesi Tengah ini merupakan peristiwa likuifaksi terbesar yang pernah terjadi di dunia.
Bambang (47 th), warga Desa Jono Oge, menceritakan bagaimana likuifaksi yang
melenyapkan hampir satu desa Jono Oge, namun ia berhasil selamat dari musibah tersebut. Dengan suara bergetar, Bambang juga menceritakan bagaimana ia kehilangan anaknya di depan mata akibat fenomena alam tersebut.
Setelah menyapa para warga di pengungsian, AHY kemudian memberikan bantuan secara simbolis dari AHY Foundation kepada Kepala Desa Lolu, Tarmin dilanjutkan dengan meninjauan proses pengerjaan sumur bor yang merupakan bagian sumbangan dari AHY Foundation.
“Melalui AHY Foundation, tadi kami membawa bantuan. Ada bahan pokok, kompor, dan yang tidak kalah penting juga sumur, yang sedang dikerjakan karena membutuhkan waktu tiga hari. Yang paling mendasar dan dibutuhkan di lokasi ini adalah air bersih. Oleh karena itu saya berharap dengan tambahan satu sumur lagi bisa mengurangi beban warga kita yang memang berebut air bersih di sini,” kata AHY.
Selain Kabupaten Sigi, selama kunjungannya di Sulawesi Tengah ini, tim AHY Foundation juga direncanakan mengunjungi daerah lainnya yang terkena dampak bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi, antara lain Kabupaten Donggala, dan Balaroa, Palu. (bcr/csa)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...