Leonardy Terus Desak Penerapan PMP di Sekolah
H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa,SIP., MH |
Jakarta (sumbarkini.com) -
Kenakalan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, hingga rendahnya nasionalisme,
mudahnya radikalisme berkembang di kalangan remaja, membuktikan pendidikan
karakter mereka harus ditingkatkan. Rasa cinta terhadap negara yang kuat pasti akan
membuat para remaja menghindari hal-hal yang membahayakan negara mereka. Sangat jelas terlihat beda generasi
yang dibina karakternya secara menyeluruh dan terintegrasi pada era 80-an
hingga 90-an dengan generasi yang lebih dikenal dengan generasi milenial.
Hal ini
membuat Anggota Komite III DPD RI, H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa merasa
terpanggil untuk mendesak pemberlakuan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila
(PMP). Di pelajaran PMP itu dulunya dibahas nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
"Dulu
di PMP, ada pejabaran nilai-nilai Pancasila yang sangat dikenal dengan 36 butir
nilai-nilai Pancasila. Dalam kelima silanya dijabarkan nilai-nilai yang perlu
dikembangkan dan berjumlah 36 butir. Ini wajib diketahui dan dihimbau untuk
diamalkan oleh setiap warga negara pada masa-masa sebelum reformasi," ujar
Leonardy, Selasa 27 November 2018.
Leonardy
mengingatkan pada masa sebelum reformasi tersebut, pengamalan ke-36 nilai
Pancasila itu digelar dalam bentuk penataran-penataran, ada pula lomba hingga
tingkat nasional. Dulu sangat dikenal penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila). Masuk sekolah menengah dan perguruan tinggi ada
penataran P-4.
Saking
seriusnya pemerintah menangani P4 ini, dibentuklah suatu badan yang dikenal
dengan BP7. Murid SD didorong untuk hapal 36 butir Pancasila yang pada 2003
nilai-nilai itu dikembangkan menjadi 45 butir. Melihat perkembangan terkini,
Leonardy menilai saat ini salah satu bentuk upaya yang mendesak diberlakukan adalah dimasukkannya PMP berikut P4 itu ke
dalam kurikulum. PMP dan P4 itu dikembangkan secara terstruktur kembali.
"PMP
ini mendesak untuk dimasukkan kembali ke dalam kurikulum. Ini untuk membentengi
generasi muda kita dari serbuan paham luar yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Negara kita ini kokoh dengan adanya Pancasila," tegasnya.
Diakui oleh
Leonardy negara Indonesia bukan negara agama. Tapi Pancasila mengakui kebebasan
beragama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannnya itu. Pancasila
mempersatukan berbagai suku, bangsa, bahasa dan ras yang ada di Indonesia.
Perlu
digalakkan kembali Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia 1945, Bhinneka
Tunggal Ika, serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Ini yang dikenal
sekarang dengan Empat Pilar Kebangsaan. Tiap anggota MPR RI yang terdiri dari
Anggota DPR RI dan DPD RI mempunyai tugas wajib untuk melakukan Sosialisasi
Empat Pilar Kebangsaan ini.
"Kini
disadari mata pelajaran Pancasila atau belakangan dikenal pula dengan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) yang hilang tersebut ternyata
tidak baik untuk ketahanan nasional. Makanya saya sebagai Senator asal Sumbar
mendukung penuh diberlakukannya PMP di berbagai tingkat pendidikan," kata
pria yang akrab dipanggil Bang Leo ini.
Senator asal
Sumbar ini merasa terpanggil untuk memperjuangkan pemberlakukan PMP di
kurikulum sekolah ini lantaran para guru banyak yang meneriakkan hal ini saat
dia melakukan kunjungan ke daerah pemilihannya atau melaksanakan sosiliasasi
empat pilar. Dia menilai para guru yang punya perhatian terhadap perbaikan
karakter anak bangsa ini harus didukung. DPD pun bakal memberikan dorongan agar
pemberlakuan ini segera terealisasi. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...