Lestarikan Gajah Melalui Kegiatan Ekonomi Kreatif, Gimana Caranya?
Bandarlampung (sumbarkini.com) – Pentingnya menjaga keberlangsungan
habitat dan populasi gajah Sumatera sebagai ikon dari Provinsi Lampung
khususnya di Pulau Sumatera. Saat ini para pecinta gajah yang tergabung dalam
“Rumah Konservasi Sahabat Gajah” melakukan inovasi dan kreatifitas untuk harapan
baru masa depan Gajah Sumatera.
Rumah Konservasi Sahabat Gajah yang
diinspirasi dari kegiatan Coca-Cola Forest - Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI)
menjadi sebuah gagasan mencari solusi menjaga keberlangsungan populasi gajah
dan habitatnya, karena gajah saat ini menjadi hewan mamalia yang terancam punah
akibat alih fungsi hutan, pengerusakan habitat melalui perburuan dan
konflikgajahdenganmanusia. Pembahasan tersebut dituangkan dalam sebuah pertemuan
G-Talk yang digelar di Rumah Konservasi Gajah, Jalan Karimun Jawa,
Bandarlampung, Kamis 30 Agustus 2018.
Dalam talkshow tersebut hadir Kepala Bidang
Perlindungan dan Konservasi Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Wiyogo Suprianto,
Akademisi dari Universitas Lampung (Unila) Elly Lestari Rustiati merupakan Pendamping
Daerah Wisata dan Asrian Hadicahyana yang merupakan salah satu Pengamat Ekonomi,
serta Beno Fariza Syahri dari WWF Indonesia. Selain itu peserta talkshow hadir dari
para pengamat, akademisi, mahasiswa AIESEC, Teknik Lingkungan ITERA, Forum
Pendidik Desa Sukanegara, Agra Indonesia, Trans Lampung, Karang Taruna Desa Sukanegara
dan para penggiat sahabat gajah.
"Gajah yang sekarang menjadi suatu inspirasi
kreatif untuk menciptakan sebuah peluang usaha”.
Kemudian Elly L. Rustiati menambahkan,
bahwa untuk mengenal gajah dengan melakukan penelitian dari perilaku gajah .“Salah
satu kegiatan yang dilakukan penelitian mengenai prilaku gajah. Gajah itu ada
juga ada yang jahil,” ungkapnya.
Beno dari WWF Indonesia mengatakan,
bahwa Lampung dengan topografi yang beragam seperti di Bukit Barisan yang
mendukung sebagai habitat gajah.
“Di sini kami lebih memberikan pesan untuk
pelestarian spesies gajah dan pelestarian habitat gajah. Di Bukit Barisan saat ini
sudah melakukan monitoring dan mencari solusi untuk mengurangi resiko konflik
antara manusia dan gajah,” tuturnya.
Beno menambahkan bahwa masalah utama dari
konflik antara gajah dan manusia karena menurunnya luasan habitat gajah akibat alih
fungsi lahan.
“Perebutan lahan antara gajah dan warga untuk
lahan perkebunan yang mengakibatkan konflik,” jelasnya.
Asrian Hadicahyana sebagai pengamat ekonomi
menanggapi dari gajah tersebut sebagai sebuah ikon yang memiliki nilai ekonomi bagi
masyarakat sekitar, dengan menuangkan ide-ide kreatifitas tentang gajah.
“Kekuatan ekonomi saat ini adalah kekuatan
ide. Dan menjadikan gajah ini menjadi inspirasi inovasi ekonomi. Gajah jadi
media diplomasi bagi Lampung dengan kreatifitas kita bersama, sehingga menimbulkan
citra positif di Lampung dan mengispirasi ekonomi kreatif,” tegasAsrian.
CA Regional Manager West
Indonesia CCAI, Yayan Sopian yang memandu jalannya diskusi G Talk
Seri–2 mengatakan bahwa dalam menyelamatkan dan melestarikan gajah dan
habitatnya perlu dukungan seluruh elemen masyarakat. Yayan mengajak “Mari
kita bersama-sama selamatkan dan lestarikan Gajah dalam pesan Save G.”
Diskusi singkat kali ini menginspirasi Rumah
Konservasi Sahabat Gajah untuk mewujudkan Lampung sebagai surganya Gajah Sumatera,
ke depan di Lampung tidak ada lagi gajah yang matisia-sia. Harapannya hanya di
Lampung gajahnya bisa kenyang, pengelolanya senang, masyarakatnya tenang dan
ekonominya menang ke depan rumah konservasi sahabat gajah dapat mendorong lokomotif
bagi pertumbuhan ekonomi parawisata di Lampung. Sebelum menutup diskusi G Talk
Inspiring seri-2 nya Yayan mengutip
salah satu lirik lagunya Tulus tentang Gajah.
“Waktu
kecil dulu
Mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah
(Ku marah) kumarah
Kini baruku tahu
Puji didalam olokan
Mereka ingat ku marah
Jabat tanganku panggil aku gajah
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu di situasi rela jadi tamengku,” tirunya.
Mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah
(Ku marah) kumarah
Kini baruku tahu
Puji didalam olokan
Mereka ingat ku marah
Jabat tanganku panggil aku gajah
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu di situasi rela jadi tamengku,” tirunya.
Selain itu dalam acara tersebut juga
dihadirkan pernak pernik kriya. Semua tentang gajah, mulai dari kaos, topi, mug
(cangkir), lukisan gajah, dan kerajinan tangan
yang terbuat dari logam, kayu dan tekstil dari SMKN 5 Bandarlampung. Hadir juga
pameran foto dari WWF Indonesia semua tentang gajah. Dan juga digelar lomba menggambar
tentang gajah oleh murid-murid binaan Coca cola Forest Lampung. (hkw)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...