Keharusan Hibah Tanah Ganggu Masyarakat Nagari Terindah
SIMABUR (sumbarkini.com) - Nagari Tuo Pariangan sudah
dinobatkan jadi yang terindah di dunia. Namun Walinagari Pariangan
menyebutkan kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bagi warga seiring
desakan pemerintah provinsi untuk meminta status tanah itu dijadikan
hibah.
"Mendapat
kehormatan jadi nagari terindah sangat membanggakan kami. Nagari kami
dikunjungi pula oleh presiden dan dijanjikan beberapa hal untuk
mendukung keindahan Pariangan bisa lebih dinikmati banyak orang," ujar
Walinagari Pariangan, Sabtu 12 Mei 2018.
Walinagari
mengungkapkan, masyarakatnya mau menyerahkan tanah di lokasi-lokasi
dimana Presiden akan membangun infrastruktur pendukung. Sudah ada 25
surat pernyataan menyerahkan tanah dari warga.
Belakangan,
desakan provinsi yang meminta warga menghibahkan tanah itu mendatangkan
keresahan. Pihak Satker PUPR menyebutkan semua sudah oke, sementara
pihak provinsi bersikeras soal hibah tanah.
Jika
dibiarkan, masyarakat dapat bersikap apatis. Dia minta Anggota DPD RI
H. Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa untuk bisa menjembataninya.
Menyikapi
ini, Leonardy menjelaskan bahwa apa yang dilakukan pihak provinsi ada
benarnya. Penggunaan uang negara untuk membangun infrastruktur tertentu
harus jelas status tanahnya. Tanah harus berstatus hibah. DPD pun
mengalami hal ini, terkendala pembangunan kantor perwakilan karena belum
selesai status tanahnya. Baru Desember lalu pemerintah provinsi
menghibahkannya.
"Berkah
ini harus disyukuri karena akan banyak yang berkunjung ke sana. Akan
banyak manfaat bagi daerah kita. Menghibahkan tanah bisa mempercepat
pembangunannya," ujarnya.
Buktinya
presiden telah berjanji akan membangun sarana dan prasarana penunjang
di Pariangan. Lantaran anggarannya berasal dari anggaran kepresidenan,
Leonardy mengatakan pasti ada jalan keluarnya. "Kita coba nanti dan
mohon doanya," harapnya.
Pendidikan dan Pasar
Pendidikan
di Tanah Datar menjadi perhatian Wakil Ketua BPRN Sungai Jambu,
Uberman. Dia memandang tidak adanya pengangkatan guru honor menjadi PNS
akan menyulitkan pengembangan pendidikan di Luhak Nan Tuo. Bisa-bisa
sekolah kekurangan guru.
"Jika tidak ada pendidikan, Tanah Datar akan ramai. Saat ini lengang karena banyak di luar menuntut ilmu pengetahuan," ujarnya.
Sementara,
Walinagari Simabur Zulbahri mengharapkan ada jalan untuk memperoleh
bantuan kontainer sampah. Sampah di Pasar Simabur terbatas,
pengangkatannya pun lama. Bau busuk menyengat, retribusinya lebih
menyengat lagi. Nagari kewalahan memungutnya lantaran kondisi ini.
Menanggapi
keluhan ini, Leonardy menyatakan masalah guru honor dialami semua
daerah. Namun katanya, DPD RI sudah menyuarakan moratorium pengangkatan
PNS khususnya guru.
Terkait
kontainer, Leonardy coba berkoordinasi dengan bupati dan dinas terkait
di provinsi. Jika perlu, walinagari membuat surat ke BUMN yang ada,
nanti dia akan memberi dorongan yang diperlukan. (*)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...