Leonardy Bakal Usulkan Pencabutan Moratorium Penerimaan ASN
Lubuk Basung - Dedikasi guru honor di SMKN 2 Lubuk Basung, Agam diapresiasi
Leonardy. Guru tersebut hanya dibayar Rp30.000 per jam bulanan dan telah tiga bulan belum menerima honor mereka.
"Dedikasi mereka harus diapresiasi. Mereka tetap mau mengajar agar para siswanya lancar kegiatan pendidikannya. Sebagai anggota DPD RI, saya bakal mengusulkan ke pemerintah agar segera mencabut moratorium penerimaan aparatur sipil negara (ASN)," ungkap Anggota Komite IV DPD RI Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa di SMK Negeri 2 Lubuk Basung, Senin (8/1).
Pencabutan moratorium penerimaan ASN guru ini mendesak dilakukan mengingat rasio antara guru dan peserta didik. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju Indonesia Emas 2045 kehadiran guru amat menentukan.
"Jika hal ini disetujui, kita minta utamakan pengangkatan guru honor yang berprestasi dan berdedikasi. Masih kurang? Baru tambah dengan yang baru?" ungkap Leonardy.
Leonardy bersikap seperti itu lantaran kasihan melihat para guru yang hanya digaji Rp600 ribuan per bulan. Itu pun sering terlambat. Dibayarkan saat sekolah punya pemasukan dari biaya operasional sekolah atau sumber lainnya.
SMK itu punya 101 guru dan 63 orang diantaranya masih honor. Hanya 38 orang yang ASN. Dua Guru ASN ini statusnya menambah jam mengajarnya saja di sana. Ke-63 guru itu hanya 18 orang yang bisa dibiayai dari biaya operasional. Sementara lainnya, setelah adanya saber pungli sering terlambat gajinya.
"Sudahlah gajinya rendah, terlambat pula bebrapa bulan. Lalu mereka kita tuntut untuk memberikan yang terbaik buat anak-anak kita. Makanya kita dukung upaya kepala sekolah untuk menyikapi hal ini," ujarnya.
Leonardy mendukung upaya Kepala SMKN 2 Lubuk Basung Zulhatman untuk meminimalkan pengeluaran dan membuat terobosan untuk upaya memperbesar pemasukan. Dia meminta Zulhatman mempercepat rencana pembuatan aula serbaguna di sekolah itu.
Aula bisa digunakan untuk futsal, bisa disewakan, para siswa pun bisa di bina berusaha katering , mengisi acara kesenian dan lainnya yang mendatangkan pemasukan untuk mendukung kegiatan sekolah.
Dari peninjauan yang dilakukan Leonardy ke ruang praktek dan lahan pertanian milik sekolah itu, terlihat banyak peluang yang mendatangkan pemasukan bagi sekolah. Hasil pertanian yang dipraktekkan siswa pun terlihat sangat bagus. Ada kacang panjang, timun, pare dan lainnya beeukuran besar. Tinggal memolesnya jadi peluang usaha.
Kepala Sekolah Zulhatman mengakui, hasil panen cukup bagus. Bisa mencapai Rp15 juta sekali panen. Setelah digunakan untuk menutupi kebutuhan praktek, uang digunakan untuk kegiatan siswa dan pembelajaran lainnya.
"Alhamdulillah dari hasil pertanian, tempat uji kompetensi dan lain-lain kegiatan pendidikan kami cukup terbantu. Keberadaan aula sangat kami harapkan dorongan Bapak Leonardy untuk ikut merealisasikannya.," harapnya.
Zulhatman berhitung, untuk kegiatan futsal yang potensial di sana, mereka harus mengeluarkan biaya sewa tempat Rp100.000 per jam. Sulit bagi siswa dan guru mempertahankan prestasinya. Selain menghemat, aula itu nantinya menjadi satu sumber pemasukan sekolah. Termasuk untuk membayar honor guru.
Motivasi
Senator Sumbar, Leonardy pada kunjungannya ke sekolah itu, memberikan motivasi buat 301 siswa kelas XII. Kepada para siswa yang bakal tamat lima bulan lagi itu, dia meminta untuk segera bersikap. Apakah akan kuliah atau bekerja.
"Segera tentukan dari sekarang. Giatlah belajar dari sekarang. Lengkapi diri dengan wawasan dan kompetensi untuk masuk dunia kerja kendati memutuskan untuk kuliah. Sebagai persiapan," ujarnya.
Dia mengarahkan para siswa untuk tidak hanya memilih jadi ASN atau karyawan perusahaan besar. "Jadilah pengusaha jika ingin kaya. Siapkan diri dan manfaatkan pergaulan sebaik-baiknya. Bisa karena biasa, biasa karena bisa," pungkasnya. (Z01)
Leonardy. Guru tersebut hanya dibayar Rp30.000 per jam bulanan dan telah tiga bulan belum menerima honor mereka.
"Dedikasi mereka harus diapresiasi. Mereka tetap mau mengajar agar para siswanya lancar kegiatan pendidikannya. Sebagai anggota DPD RI, saya bakal mengusulkan ke pemerintah agar segera mencabut moratorium penerimaan aparatur sipil negara (ASN)," ungkap Anggota Komite IV DPD RI Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa di SMK Negeri 2 Lubuk Basung, Senin (8/1).
Pencabutan moratorium penerimaan ASN guru ini mendesak dilakukan mengingat rasio antara guru dan peserta didik. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju Indonesia Emas 2045 kehadiran guru amat menentukan.
"Jika hal ini disetujui, kita minta utamakan pengangkatan guru honor yang berprestasi dan berdedikasi. Masih kurang? Baru tambah dengan yang baru?" ungkap Leonardy.
Leonardy bersikap seperti itu lantaran kasihan melihat para guru yang hanya digaji Rp600 ribuan per bulan. Itu pun sering terlambat. Dibayarkan saat sekolah punya pemasukan dari biaya operasional sekolah atau sumber lainnya.
SMK itu punya 101 guru dan 63 orang diantaranya masih honor. Hanya 38 orang yang ASN. Dua Guru ASN ini statusnya menambah jam mengajarnya saja di sana. Ke-63 guru itu hanya 18 orang yang bisa dibiayai dari biaya operasional. Sementara lainnya, setelah adanya saber pungli sering terlambat gajinya.
"Sudahlah gajinya rendah, terlambat pula bebrapa bulan. Lalu mereka kita tuntut untuk memberikan yang terbaik buat anak-anak kita. Makanya kita dukung upaya kepala sekolah untuk menyikapi hal ini," ujarnya.
Leonardy mendukung upaya Kepala SMKN 2 Lubuk Basung Zulhatman untuk meminimalkan pengeluaran dan membuat terobosan untuk upaya memperbesar pemasukan. Dia meminta Zulhatman mempercepat rencana pembuatan aula serbaguna di sekolah itu.
Aula bisa digunakan untuk futsal, bisa disewakan, para siswa pun bisa di bina berusaha katering , mengisi acara kesenian dan lainnya yang mendatangkan pemasukan untuk mendukung kegiatan sekolah.
Dari peninjauan yang dilakukan Leonardy ke ruang praktek dan lahan pertanian milik sekolah itu, terlihat banyak peluang yang mendatangkan pemasukan bagi sekolah. Hasil pertanian yang dipraktekkan siswa pun terlihat sangat bagus. Ada kacang panjang, timun, pare dan lainnya beeukuran besar. Tinggal memolesnya jadi peluang usaha.
Kepala Sekolah Zulhatman mengakui, hasil panen cukup bagus. Bisa mencapai Rp15 juta sekali panen. Setelah digunakan untuk menutupi kebutuhan praktek, uang digunakan untuk kegiatan siswa dan pembelajaran lainnya.
"Alhamdulillah dari hasil pertanian, tempat uji kompetensi dan lain-lain kegiatan pendidikan kami cukup terbantu. Keberadaan aula sangat kami harapkan dorongan Bapak Leonardy untuk ikut merealisasikannya.," harapnya.
Zulhatman berhitung, untuk kegiatan futsal yang potensial di sana, mereka harus mengeluarkan biaya sewa tempat Rp100.000 per jam. Sulit bagi siswa dan guru mempertahankan prestasinya. Selain menghemat, aula itu nantinya menjadi satu sumber pemasukan sekolah. Termasuk untuk membayar honor guru.
Motivasi
Senator Sumbar, Leonardy pada kunjungannya ke sekolah itu, memberikan motivasi buat 301 siswa kelas XII. Kepada para siswa yang bakal tamat lima bulan lagi itu, dia meminta untuk segera bersikap. Apakah akan kuliah atau bekerja.
"Segera tentukan dari sekarang. Giatlah belajar dari sekarang. Lengkapi diri dengan wawasan dan kompetensi untuk masuk dunia kerja kendati memutuskan untuk kuliah. Sebagai persiapan," ujarnya.
Dia mengarahkan para siswa untuk tidak hanya memilih jadi ASN atau karyawan perusahaan besar. "Jadilah pengusaha jika ingin kaya. Siapkan diri dan manfaatkan pergaulan sebaik-baiknya. Bisa karena biasa, biasa karena bisa," pungkasnya. (Z01)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...