Sekolah Penerima PMTAS Bakal Diganti
Padang - Sekolah-sekolah penerima PMTAS pada 2017 ada 13 sekolah. Diantara sekolah tersebut berkemungkinan ada yang diganti. Pemerintah ingin menambah sekolah, namun tidak bisa lantaran keterbatasan anggaran. Makanya, salah satu upaya agar sekolah lain dan masyarakat sekitarnya juga merasakan manfaatnya, program ini dialihkan ke SD yang lebih membutuhkan.
Sekolah tersebut berlokasi kecamatan dan 11 kelurahan. Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN 17 Jawa Gadut, MIN Koto Lua, SDN 03 Binuang Kampung Dalam, SDN 21 Sungai Bangek, SDN 37 Balai Gadang, SDN 13 Sungai Pisang, SDN 11 Kampung Pinang, SDN 23 Pegambiran Ampalu, SDN 11 Kurao Pagang, SDN 06 Pasir Jambak, SDN 34 Kuranji, SDN 38 Kuranji dan SDN 17 Gurun Laweh.
Pada 2018 ini, beberapa sekolah yang diberi bantuan PMTAS sudah ada yang tamat, mereka telah mendapat pula perkuatan dari lembaga lain dan ada juga sekolah yang telah bisa mandiri. Sekolah mandiri karena masyarakat dan lembaga usaha sekitar sekolah telah mau ikut serta dalam program itu. Masyarakat memberikan bahan mentah yang diolah untuk sesuai menu PMTAS. Sementara lembaga/perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk dana CSR atau dana lainnya.
“Dengan pertimbangan itu Pemko lewat DP3AP2KB bakal melakukan peninjauan ulang terhadap sekolah penerima. Jika dirasa telah mampu mandiri, sebaiknya kita bantu sekolah lain yang jauh lebih membutuhkan agar program ini bisa dirasakan secara merata,” ujar Hanurawan.
Untuk tahun depan yang bisa dilakukan hanya menaikkan harga per porsi makanan menjadi Rp3.000. Lantaran kuota anggaran sama dengan 2017, solusinya dengan mengurangi hari makan anak (HMA) dari 100 menjadi 73 HMA.
Pemerintah pada 2018 juga bakal menggandeng perusahaan untuk memanfaatkan CSR mereka untuk mendukung PMTAS. “Kita bakal meluncurkan program asosiasi perusahaan sahabat anak Indonesia (APSAI). Kini tengah penjajakan ke perusahaan yang berminat dan kita harap pada Januari nanti bisa dilaunching segera,” pungkasnya. (z01)
Sekolah tersebut berlokasi kecamatan dan 11 kelurahan. Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN 17 Jawa Gadut, MIN Koto Lua, SDN 03 Binuang Kampung Dalam, SDN 21 Sungai Bangek, SDN 37 Balai Gadang, SDN 13 Sungai Pisang, SDN 11 Kampung Pinang, SDN 23 Pegambiran Ampalu, SDN 11 Kurao Pagang, SDN 06 Pasir Jambak, SDN 34 Kuranji, SDN 38 Kuranji dan SDN 17 Gurun Laweh.
Pada 2018 ini, beberapa sekolah yang diberi bantuan PMTAS sudah ada yang tamat, mereka telah mendapat pula perkuatan dari lembaga lain dan ada juga sekolah yang telah bisa mandiri. Sekolah mandiri karena masyarakat dan lembaga usaha sekitar sekolah telah mau ikut serta dalam program itu. Masyarakat memberikan bahan mentah yang diolah untuk sesuai menu PMTAS. Sementara lembaga/perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk dana CSR atau dana lainnya.
“Dengan pertimbangan itu Pemko lewat DP3AP2KB bakal melakukan peninjauan ulang terhadap sekolah penerima. Jika dirasa telah mampu mandiri, sebaiknya kita bantu sekolah lain yang jauh lebih membutuhkan agar program ini bisa dirasakan secara merata,” ujar Hanurawan.
Untuk tahun depan yang bisa dilakukan hanya menaikkan harga per porsi makanan menjadi Rp3.000. Lantaran kuota anggaran sama dengan 2017, solusinya dengan mengurangi hari makan anak (HMA) dari 100 menjadi 73 HMA.
Pemerintah pada 2018 juga bakal menggandeng perusahaan untuk memanfaatkan CSR mereka untuk mendukung PMTAS. “Kita bakal meluncurkan program asosiasi perusahaan sahabat anak Indonesia (APSAI). Kini tengah penjajakan ke perusahaan yang berminat dan kita harap pada Januari nanti bisa dilaunching segera,” pungkasnya. (z01)
Tidak ada komentar
Masukan dan informasinya sangat penting bagi pengembangan situs kita ini...